PlayStation, Terlahir dari Tangan Insinyur Revolusioner



Tak terasa, PlayStasion sudah meramaikan industri game sejak 19 tahun lalu. Dan sebentar lagi Sony akan merilis PlayStation generasi keempatnya yaitu PlayStation 4. Menurut informasi yang beredar, konsol game terbaru itu akan meluncur pada 15 November tahun ini. Sambil menunggu kedatangannya, ada baiknya kita mengenang kisah perjalanan dari konsol game fenomenal ini.
Di awal 1990-an, industri video game didominasi oleh Nintendo dan Sega. Empat tahun kemudian, barulah Sony memperkenalkan PlayStation pada 3 Desember 1994 di Jepang dengan nama PSX atau PlayStation One. Di susul pasar Amerika Serikat pada 9 September 1995 dan Eropa 29 September 1995.

Terjual 100 Juta Unit
PlayStation adalah salah satu konsol game pertama yang berbasis CD, sebagai pengganti catridge. Beberapa tahun kemudian, akhirnya PlayStation berhasil menggusur para pesaingnya dan hampir menguasai 70% dari pangsa pasar. Bisa dibilang, video game merupakan salah satu divisi yang paling menguntungkan untuk Sony.
Bahkan pada 18 mei 2004, Sony mengungkap di situsnya kalau PlayStation menjadi platform komputasi entertainment pertama yang mencapai penjualan 100 juta unit. Pencapaian luar biasa itu diraih Sony dalam waktu 9 tahun dan 6 bulan sejak peluncurannya. Keberhasilan tersebut tak lain berkat sentuhan dari tangan dingin insinyur revolusioner Ken Kutaragi, yang pada saat itu memangku jabatan sebagai CEO Sony Computer Entertainment.

Terinspirasi Dari Mainan Anak

Pria kelahiran Jepang, 8 Agustus 1950 itu dikenal sebagai penemu yang berotak encer, di mana proyek yang ditanganinya selalu sukses, termasuk proyek penciptaan liquid crystal plays (LCDs) serta kamera digital. Bukan itu saja, pria lulusan Denki Tsushin Unversity jurusan Elektronik ini pun juga dikenal gemar mengutak-atik barang-barang elektronik sejak kecil.

Ketertarikan Ken dalam pembuatan video game, dimulai ketika tak sengaja memperhatikan putrinya yang sedang bermain Famicom (Family Computer) besutan Nintendo tahun 1980-an. Saat itu Nintendo sendiri sebenarkan ingin menanamkan teknologi disk di Famicom untuk menggantikan catridge. Namun, karena media CD memiliki beberapa kelemahan, seperti data mudah terhapus, daya tahan rendah, dan bahaya pembajakan, percobaan itu hanya sebatas konsep.

Dari situlah Ken mencium potensi besar video game. Namun, perusahaan Kutaragi yaitu Sony, sama sekali tidak tertarik untuk mengembangkan bisnis video game. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan Nintendo, dan secara diam-diam meminta Ken untuk membuat sebuah chip dengan seri SPC700. Ken pun mengiyakan tawaran tersebut.

Diragukan Namun Kemudian Diagungkan

Namun sayang, kerjaan sampingan Ken di Nintendo terendus Sony. Jika CEO Sony Norio Ohga tidak turun tangan, Ken pasti sudah didepak Sony. Namun nasib baik masih menghinggapi dirinya, dan kejadian itu menjadi titik terang bagi karir Ken. Setelah peristiwa itu Ken terus mendesak Sony untuk membiayai risetnya soal pembuatan Super NES CD, sebuah teknologi yang diaplikasikan untuk PS.
Meskipun hampir semua kalangan eksekutif Sony meragukan ambisi Ken, sekali lagi Norio Ohga mendukung semua ide Ken. Hingga akhirnya di tahun 1994, Sony resmi memproduksi PlayStation. Dan tak disangka, video game ciptakan Ken diminati banyak orang dan laris manis di pasaran. Bahkan saat itu Sony mendapatkan profit berlimpah dari penjualan PS.

Atas prestasi yang luar biasa itu, tahun 1997, Ken didapuk menjadi Presiden Sony Computer Entertainment. Sejak saat itu, video game masuk ke dalam bisnis utama Sony, di samping televisi, pendingin ruangan, ponsel, kamera, komputer, dan lain-lain.
Salah satu alasan mengapa PlayStation laris manis di pasaran karena saat itu PlayStation memiliki grafis yang lebih baik dari konsol game lainnya. Maka tak heran jika pada tahun 2004, PlayStation mencapai penjualan 100 juta unit.

Perombakan Managemen
Namun pada 30 November 2006, Sony melakukan perombakan manajemen sehingga Ken digantikan oleh Kazuo Hirai sebagai Presiden Sony Computer Entertainment. Akan tetapi Ken dipromosikan sebagai ketua Sony Computer Entertainment dan tetap menjadi CEO grup.
Kemudian pada 26 April 2007, Ken dikabarkan akan pensiun, dan akhirnya ia menduduki jabatan sebagai Honorary Chairman. Pengganti Ken adalah presiden dan CEO Sony Computer Entertainment saat ini, Kazuo Hirai. Tiga tahun kemudian, Ken mengumumkan pengunduran dari jabatannya sebagai Honorary Chairman pada 28 Juni 2011. Meski mundur, ia tetap berada di Sony sebagai penasihat teknologi senior.

Saat ini Ken yang pernah menjadi profesor di Ritsumeikan University adalah presiden dan CEO Cyber Al Entertainment Inc. Ia juga menjadi anggota dewan Kadokawa Group Holdings, Inc., Nojima Corporation, dan Rakuten, Inc.

Sumber :  tekno.liputan6.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top